Selama pandemi Covid-19, Kami membatasi kunjungan secara langsung. Anda bisa mengunjungi Museum Multatuli secara virtual.
Kami membangun Open Public Access Catalog, agar bisa diakses publik. Di dalamnya terdapat koleksi buku dan benda-benda dimiliki Museum Multatuli
FSM merupakan program tahunan yang tergabung dalam platform Indonesiana. FSM digagas oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dalam rangka membuka ruang interaksi antarbudaya.
Sementara itu, Saidjah-Adinda sebagai drama epik dalam Max Havelaar diabadikan melalui nama perpustakaan, taman baca masyarakat, dan komunitas kesenian. Pemikiran dan karya Multatuli menetes dan diadaptasi menjadi puisi, filim, dan teater.
08:00 - 16.00 WIB, Sabtu-Minggu sampai 15.00 WIB.
Senin & Libur Nasional Tutup.
Jl. Alun-alun Timur No. 8, Rangkasbitung, Lebak, Banten.
Museum Multatuli menerima kunjungan rombongan (minimal 30 orang). Klik tombol di bawah ini untuk reservasi.
- June 17, 2022
- December 31, 2022

Museum Multatuli telah berdiri sejak 18 Februari 2018. Lalu mengapa Multatuli menjadi nama museum di Kabupaten Lebak? Siapakah dia?
Multatuli adalah pseudonym dari Eduard Douwes Dekker. Diambil dari bahasa Latin yang mempunyai makna “Aku telah banyak menderita”.
