- Arkeologika
- Etnografika
- Filologika
- Foto
- Kartografi
Vestibulum nec dapibus ante. Phasellus sit amet sollicitudin nisl. Quisque fermentum neque eget tortor mattis.
Aenean at enim purus. Integer feugiat justo a quam egestas, id pretium dolor volutpat. Vivamus rhoncus ullamcorper consequat. Aliquam laoreet est in imperdiet malesuada. Vivamus nec lectus quis nunc dignissim convallis nec mollis velit. Integer fringilla hendrerit lobortis. Sed neque nisl, porta id placerat in, luctus vitae elit.
Aenean non laoreet enim. Nullam sit amet aliquam mauris, quis dignissim est. Morbi id orci at sem consequat lobortis nec nec elit.
Aenean non laoreet enim. Nullam sit amet aliquam mauris, quis dignissim est. Morbi id orci at sem consequat lobortis nec nec elit.
Aenean non laoreet enim. Nullam sit amet aliquam mauris, quis dignissim est. Morbi id orci at sem consequat lobortis nec nec elit.
Aenean non laoreet enim. Nullam sit amet aliquam mauris, quis dignissim est. Morbi id orci at sem consequat lobortis nec nec elit.
Aenean convallis nisl sem, eleifend interdum tellus condimentum nec. Vestibulum gravida nunc sit amet massa congue bibendum.
Kacapi Buhun dan Carita Pantun Baduy adalah Proyek besar...
8 November 2025
MM.SNR.2025.331
8 November 2025
Lukisan ini merupakan salah satu karya dari kegiatan Festival Seni Multatuli (FSM) tahun 2018. Kala itu, 20 perupa asal Banten mencoba melukiskan imajinasinya berdasarkan gelaran Karnaval Kerbau; salah satu rangkaian acara FSM (tepatnya 9 September 2018) dengan menghadirkan iring-iringan kerbau, berjalan dari utara Jl. Multatuli hingga alun-alun Rangkasbitung. Kegiatan melukis oleh 20 perupa itu dilakukan secara langsung (on the spot) di ruang terbuka selama karnaval kerbau berlangsung, memungkinkan pengunjung dan penonton menyaksikan proses kreatifnya. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi visual dan dialog antara seniman dan masyarakat mengenai makna simbolik kerbau dan sejarah lokal.
Kerbau merupakan alat produksi bagi rakyat Lebak sejak zaman baheula, dan sebagian masih eksis hingga sekarang. Bukan saja tumpuan dan harapan dari sebuah cita-cita, kerbau menjadi eksistensi dalam sistem kehidupan masyarakat agraris. Kerbau dipilih karena dalam narasi Max Havelaar, hewan ini menjadi bagian penting dalam kisah Saidjah dan Adinda, yang melambangkan kerja keras, kehilangan, dan ketidakadilan kolonial.
Setelah gelaran FSM 2018 berakhir, 18 lukisan hasil dari melukis on the spot dihibahkan kepada Museum Multatuli Lebak.
- Keramologika
- Numismatika
- Seni Kriya
- Seni Rupa
- Teknologi/Modern
8 November 2025
MM.SNR.2025.331
8 November 2025
Lukisan ini merupakan salah satu karya dari kegiatan Festival Seni Multatuli (FSM) tahun 2018. Kala itu, 20 perupa asal Banten mencoba melukiskan imajinasinya berdasarkan gelaran Karnaval Kerbau; salah satu rangkaian acara FSM (tepatnya 9 September 2018) dengan menghadirkan iring-iringan kerbau, berjalan dari utara Jl. Multatuli hingga alun-alun Rangkasbitung. Kegiatan melukis oleh 20 perupa itu dilakukan secara langsung (on the spot) di ruang terbuka selama karnaval kerbau berlangsung, memungkinkan pengunjung dan penonton menyaksikan proses kreatifnya. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi visual dan dialog antara seniman dan masyarakat mengenai makna simbolik kerbau dan sejarah lokal.
Kerbau merupakan alat produksi bagi rakyat Lebak sejak zaman baheula, dan sebagian masih eksis hingga sekarang. Bukan saja tumpuan dan harapan dari sebuah cita-cita, kerbau menjadi eksistensi dalam sistem kehidupan masyarakat agraris. Kerbau dipilih karena dalam narasi Max Havelaar, hewan ini menjadi bagian penting dalam kisah Saidjah dan Adinda, yang melambangkan kerja keras, kehilangan, dan ketidakadilan kolonial.
Setelah gelaran FSM 2018 berakhir, 18 lukisan hasil dari melukis on the spot dihibahkan kepada Museum Multatuli Lebak.