Buku Multatuli Brieven Jilid VII

Deskripsi

Seri Multatuli — Brieven Jilid VII (judul lengkapnya Brieven van Multatuli. Bijdragen tot de kennis van zijn leven Gerangschikt en toegelicht door M. Douwes Dekker-Hamminck Schepel) diterbitkan oleh De Maatschappij voor Goede en Goedkoope Lectuur di Amsterdam pada 1912. Koleksi ini terdiri dari 10 jilid yang menyajikan korespondensi atau surat-surat pribadi dan publik yang ditulis oleh Multatuli secara kronologis dan sistematis. Sampul buku berjenis hard cover berwarna putih gading dengan motif dedaunan di bagian dalam sudutnya; terdapat informasi judul buku, jilid, dan penerbit di sampul depan.

Detail Koleksi

K.07.25g.R.04/INV.2018

21 Desember 2018

MM.FLG.2018.001.25g

5 Juli 2018

Jilid VII mencakup surat-surat Multatuli yang ditulis pada periode 1864-1865. Jilid ini menandai fase ketika Multatuli semakin aktif dalam polemik publik, memperluas kritiknya terhadap institusi sosial, agama, dan pendidikan, serta mulai membangun reputasi sebagai pemikir radikal di Belanda. Surat-surat pada periode ini kebanyakan ditulis kepada tokoh liberal dan aktivis. Ia berdialog dengan para pemikir progresif, jurnalis, dan politisi, yang sering kali dengan nada tajam dan penuh sindiran. Oleh karenanya, ia menolak kompromi moral dan menuntut kejujuran intelektual dalam debat publik.

Selain itu, beberapa surat merupakan kritik terhadap otoritas yang memproduksi dogma; menulis secara eksplisit tentang penolakan terhadap gereja, pendidikan yang menekan kebebasan berpikir, dan masyarakat yang memuja konformitas—yang pada akhirnya menjadi cikal-bakal gagasan dalam Ideeën jilid-jilid selanjutnya.

Mengenai refleksi tentang reputasi publiknya, Multatuli mulai menyadari bahwa ia dianggap sebagai figur kontroversial. Ia menganggap kritik dan retorika yang tajam, kadang sarkastik, dan selalu menuntut pembaca untuk berpikir secara mandiri.

Disunting oleh Mimi Douwes Dekker-Hamminck Schepel (istri Multatuli), yang juga bertanggung jawab atas penyusunan dan penjelasan isi. Sebelumnya, koleksi ini dimiliki oleh Multatuli Huis (Museum Multatuli di Belanda). Pada 2016 menghibahkannya kepada Museum Multatuli di Lebak.

Amsterdam, Belanda

Amsterdam