Pameran Soekarno Nyaba Banten

Pada tanggal 25 November hingga 10 Desember 2022 bertempat di Ruang Kontemporer, Museum Multatuli Lebak mengadakan Pameran dengan tema “Soekarno Nyaba Banten”. Pameran ini dikuratori oleh Hendra Permana, kurator Museum Multatuli Lebak yang mencoba merekonstruksi ulang peristiwa kunjungan Soekarno ke daerah Banten di tahun 1951 dan 1957.

Ada sekitar 103 foto dan 15 surat kabar sezaman yang ditampilkan dalam pameran ini. Foto-foto yang dipamerkan didapatkan dari ANRI dalam Inventaris Arsip Foto Kempen (Kementerian Penerangan) Jawa Barat tahun 1951 dan 1957, dan surat kabar didapat dari Perpusnas RI serta Jogja Library Center, Yogyakarta.

Pameran ini memiliki dua story line berdasarkan tahun kunjungan Soekarno, yakni 1951 dan 1957. Di tahun 1951, Soekarno mengunjungi hampir semua titik penting di wilayah Banten, seperti Merak, Serang, Pandeglang, Rangkasbitung, Leuwidamar, Pamarayan, dan Tangerang—kunjungan ini dilakukan selama tiga hari, sejak 3 hingga 5 September 1951. Poin-poin yang dibahas dalam pidato Soekarno di tempat-tempat tersebut meliputi masalah-masalah pembangunan Indonesia; penyelesaian pertentangan internasional—termasuk isu Irian; persatuan, dan lainnya. Di sisi lain, kunjungan Soekarno khusus ke Rangkasbitung dan Serang pada 1957 sarat kepentingan politik. Di awal tahun itu Soekarno sedang menggodok suatu “konsepsi” jalan tengah yang nantinya akan melahirkan Demokrasi Terpimpin. Ia perlu mengadakan konsolidasi massa agar konsepsinya itu dikenal serta didukung oleh masyarakat luas, termasuk di daerah Banten.

Pameran arsip foto ini dihadirkan untuk menunjukkan posisi wilayah Banten yang penting dalam konsolidasi massa pasca pengakuan kedaulatan Indonesia dari Belanda pada 1949. Jarak Banten yang tidak terlalu jauh dari ibukota Jakarta, tetapi bekas wilayah kekuasaan Negara Pasundan bentukan Belanda pastilah membuat Soekarno merasa perlu mengunjungi Banten untuk menguatkan persatuan dan nasionalisme. Secara lebih khusus, kunjungan Soekarno ke Leuwidamar menunjukkan bahwa ia menghormati masyarakat adat Baduy sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

Jam Kunjungan

08.00-16.00 WIB, Sabtu-Minggu sampai 15.00 WIB. Senin dan Libur Nasional Tutup

Museum Location

Jl. Alun-alun Timur No. 8, Rangkasbitung, Lebak, Banten.