Roman bercorak satir politik seperti ini akan abadi dan tak lekang oleh zaman karena kemiskinan dan penindasan selalu terjadi di berbagai belahan bumi. Oleh karena itu, cerita Max Havelaar menjadi relevan di berbagai negara. Penerjemahan ke dalam bahasa setempat menjadi jalan keluar memahami cerita Max Havelaar. Buku ini menyebutkan, hingga sekarang Max Havelaar telah diterjemahkan ke dalam 39 bahasa dan 14 aksara. Buku ini menjelaskan bagaimana pengaruh dan proses penerjemahan Max Havelaar ke berbagai bahasa di dunia. Buku ini mengingatkan pada buku Sadur: Sejarah Terjemahan di Indonesia dan Malaysia. Sadur merupakan usaha raksasa pertama kali yang menghimpun 65 karangan penulis Indonesia dan asing tentang terjemahan yang pernah dilakukan dari bahasa asing dan bahasa lokal dalam segala bidang selama sepuluh abad.
Share This Article