

Deskripsi
Replika uang kertas ORIDAB (Oeang Republik Indonesia Daerah Banten) pecahan 5 Rupiah. Replika uang ini dicetak pada dua lembar kertas bookpaper 80 gsm (tampak depan & belakang), dengan perbandingan 1:1 seperti objek aslinya. Pecahan 5 rupiah ini berwarna hijau; di bagian depannya terdapat gambar keraton Banten Lama, motif dedaunan, informasi nominal, gambar alat peraga debus, nomor seri, kode prefix (NA), serta tanda tangan dari panitia keuangan dan residen Banten. Di bagian belakang terdapat motif dedaunan, burung di pojok kanan-kiri atas, padi yang membentuk angka 5 sebagai nominal uang, serta informasi teks undang-undang.
Detail Koleksi
- No. Inventaris
- Tanggal Inventaris
- No. Registrasi
- Tanggal Registrasi
- Sejarah Benda
- Tempat Pembuatan
- Tempat Diperoleh
K.05.76.R.05/INV.2018
21 Desember 2018
MM.NMS.2018.001.76
11 Desember 2018
Mengingat tidak stabilnya situasi politik, ekonomi, dan militer sejak proklamasi kemerdekaan (17 Agustus 1945) hingga pembentukan Pemerintah Indonesia yang tersentralisasi pada 1950, dibutuhkan metode pembayaran lokal untuk menjaga ekonomi Indonesia bertahan di daerah terisolasi. Sejalan dengan itu, terbitlah Peraturan No. 19-1947 tanggal 26 Agustus 1947, yang isinya: Pemerintah Indonesia memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menerbitkan alat pembayaran yang berlaku terbatas di masing-masing daerah, karena gangguan atas distribusi Oeang Republik Indonesia (ORI).
Pemerintah Pusat Indonesia yang saat itu eksodus ke Yogyakarta, memerintahkan kepada Residen Banten, Tubagus K. H. Achmad Chotib, untuk mencetak Uang Kertas Darurat Banten Sementara (ORIDABS). Percetakan milik Abdurrodjak yang terletak di Jl. Diponegoro No. 6, Serang, dipilih untuk produksinya. Pencetakan uang dipimpin oleh R. Abubakar Winangun dkk; sedangkan pejabat penerima, penyimpanan, dan pengedar uang kertas tersebut adalah M. Ismail. Semua personil itu diangkat berdasarkan surat ketetapan UU/94 tanggal 26 Mei 1948. Di samping itu, pembuat gambar/desain ORIDA Banten adalah E. Edel Yusuf. Ia membuat bahan klise dari material kayu sawo kecik—kecuali pecahan Rp. 100 dibuat dari timah. Pecahan 100 rupiah lokal di Banten tidak sempat diedarkan sampai tentara Belanda melakukan aksi Militer II dan menyerbu Banten, dan semua klisenya dihancurkan.
Berdasarkan keterangan Uno (B. Untoro, Oeang Noesantara 2015: 174) serta Suwito Harsono & Michell Suharli (ORIDA: Oeang Republik Indonesia Daerah 1947-1949, 2020: 39), ORIDA Banten mulai diedarkan emisi pertamanya pada 15 Desember 1947, dengan pecahan Rp. 1, 5, 10, 25, dan 50. Setiap pecahan ORIDA Banten memiliki ragam warna, ukuran, dan bahan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan terbatasnya bahan produksi akibat blokade Belanda. Selain itu, agar tidak mudah ditiru/dipalsukan, diberikan pengaman berupa nomor kontrol dan prefix dua atau tiga huruf.
Hal menarik bila mengamati uang ORIDA Banten, terdapat gambar/desain masjid dan keraton Banten Lama—di samping beberapa ornamen kecil yang menunjukkan identitas Ke-Bantenan. Hanya pecahan Rp. 1 yang terdapat gambar cangkul, palu, senapan, padi, dan kapas. Selain menunjukkan identitas, gambar/desain pecahan terakhir mengisyaratkan posisi masyarakat Banten dalam mendukung kemerdekaan Indonesia pada periode Revolusi.
Untuk memantapkan dukungan itu—selain penerbitan uang darurat daerah—, terdapat kata-kata rahasia bila prefix setiap pecahan mata uang ORIDA Banten itu disusun, yang menunjukkan cita-cita kemerdekaan bagi masyarakat Banten. Saat ini baru prefix Rp. 50 yang diketahui susunan kata-katanya (katalog uang No. 504 dari buku Oeang Noesantara, 2015: 178):
SO – ET – JI – IC – HL – AS – MO – ER – NI – BA – HA – GIA
Dari kode huruf prefix di atas terbentuklah kalimat:
SOETJI, ICHLAS, MOERNI, BAHAGIA.
Koleksi ini merupakan hibah dari Bank Indonesia Perwakilan Daerah Banten pada akhir 2018.
Serang
Rangkasbitung
- Tahun Masa/Periode
- Tahun Dibuat
- Pembuat
- Cara Diperoleh
- Taksiran Harga
- Ukuran (cm)
Abad ke-20 M/Revolusi Kemerdekaan Indonesia
(1947)
2018
Bank Indonesia Perwakilan Daerah Banten
Hibah
–
P: 14,5 L: 7,3
- Bahan
- Status Cagar Budaya
- Klasifikasi
- Keaslian
- Kondisi Benda
- Lokasi Benda
Kertas bookpaper
Bukan cagar budaya
Numismatika
Replika
Utuh, baik
Ruang Pameran Tetap 5